
Dalam kisah
pewayangan tokoh bagong digambarkan sebagai sosok yang bertubuh gemuk, bermata
bulat lebar, bermulut lebar dan memiliki watak yang gemar bercanda atau
bergurau. Bagong lahir dari bayangan Sang Hyang Semar atau Bathara Ismaya yang
diturunkan ke dunia. Konon Bagong adalah anak angkat ketiga Semar setelah
Gareng dan Petruk. Bagong dalam filosofi pewayangan memiliki watak yang jujur
dan juga sabar, Ia tak pernah berteriak ataupun memberontak saat keadaan
terjepit, Ia tak pernah marah ataupun protes atas himpitan atau tekanan yang
menimpa dirinya. Gaya bicara bagong yang jujur, blak blakan serta semaunya
sendiri pernah digunakan para dalang untuk mengkritisi pemerintah kolonial
belanda. Ketika Sultan Agung wafat pada tahun 1645, putranya yang bergelar
Amangkurat I menggantikannya sebagai pemimpin Kesultanan Mataram. Raja baru ini
berbeda dari ayahandanya. Ia memerintah secara sewenang-wenang serta menjalin
kerja sama dengan pemerintah kolonial belanda. Keluarga kesultanan Mataram saat
itupun terpecah belah. Ada yang mendukung pemerintahan Amangkurat I yang
pro-Belanda, ada pula yang menentangnya. Dalam hal pewayangan pun terjadi
perpecahan dan terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan Nyai Anjang Mas yang
anti-Amangkurat dan Kyai Anjang Mas yang pro-Amangkurat. Rupanya pihak Belanda
tidak menyukai tokoh Bagong karena dianggap mengkritisi pemerintah kolonial.
Oleh sebab itu maka golongan Kyai Anjang Mas menghilangkan tokoh Bagong dan
Nyai Anjang Mas tetap mempertahankannya. Selanjutnya setelah keruntuhan
kerajaan Mataram dan berganti nama menjadi kerajaan Kartasura dan berganti nama
menjadi Kasunanan Kartasura. Selanjutnya terjadi perpecahan yang kemudian
berakhir dengan dinobatkannya Sri Sultan Hamengkubuwana I yang berkuasa
di Yogyakarta.
Filosofi
yang patut kita contoh dari tokoh Bagong :
1. Dalam
keadaan terjepit atau keadaan sesulit apapun kita harus tetap sabar dan tabah.
2. Jangan
tergesa-gesa atau gegabah sebelum melakukan tindakan atau mengambil keputusan,
pertimbangkan untung rugi dan akibat dari pengambilan keputusan atau pekerjaan.
3. Kesabaran
serta ketabahan yang selalu memunculkan energi positif dan kemenagan dalam
setiap akhir .